-->
skip to main | skip to sidebar

Laman

Guguslatih Bahasa dan Seni

Blog Resmi Guguslatih Bahasa dan Seni

Ads 468x60px

Labels

  • Agenda Terdekat (21)
  • ARTIKEL (7)
  • Download (5)
  • Karya Bocah Base (2)
  • KEGIATAN (9)
  • Materi (24)
  • P3K (3)
  • Permainan (3)
  • Saka (2)
Logo Design by FlamingText.com Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
  • Home
  • Profil
  • Brangkas
    • Galeri
    • Video
  • Tools
    • Download
    • Tutorial
  • Contact Us
    • Facebook
    • Twitter
    • Google+
  • OKPT 2015
    • TENTANG
    • COCARD
    • PERLENGKAPAN
    • Grup eFBi
    • KELOMPOK
  • PTR 2015
    • TENTANG
    • PTR
  • Form Biodata
  • Pesan Kakak
Bagi kakak-kakak yang ingin mengirimkan/menyumbangkan inspirasi/karyanya silahkan kirim ke alamat email Guguslatih Bahasa dan Seni “guslatbase.gl2@gmail.com” (tanpa petik) dan silahkan disertakan biodata lengkap kakak (nama, nim, dan jurusan). Setelah mengirimkan bisa konfirmasi ke nomer berikut 085727277232/085740156082 agar bisa segera diproses. Terima kasih

Tahapan Menjadi Anggota Racana Wijaya

Tahapannya:
1. Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT)
2. Penerimaan Tamu Racana (PTR)
3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
4. Pelantikan Anggota Racana (PAR)

Racana Wijaya Link

  • Racana Wijaya
  • Guguslatih Ilmu Pendidikan
  • Guguslatih Bahasa dan Seni
  • Guguslatih Ilmu Sosial
  • Guguslatih Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
  • Guguslatih Teknik
  • Guguslatih Ilmu Keolahragaan
  • Guguslatih Ekonomi
  • Guguslatih Hukum

Terpopuler Base

Chat Base

GL 2 Mention Terpopuler

Tweet tentang "#GuslatBase"

Kirim Pesan Buat GL 2 (PESAN KAKAK)

Nama

Email *

Pesan *

Penulis yg baik adalah Pembaca yang baik Pembicara yang baik adalahPendengar yang baik

Pengikut

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Komentar
Atom
Komentar

Selasa, 28 Mei 2013

Pertolongan Pertama (P2)

I. PENDAHULUAN


Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.

2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Source Code


Data ini dibangkitkan pada: 28-05-2013 23:14:47 WIB
Diposting oleh Guslat Base di 23.14
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: P3K
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Social Icons

Kontributor

  • Guslat Base
  • Unknown
  • Unknown

Baru Komentar

Recent Comments Blogger Widget

Arsip Blog

  • ►  2016 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Mei (2)
  • ▼  2013 (72)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (24)
    • ▼  Mei (14)
      • Sandi Arah Mata Angin
      • SATUAN KARYA PRAMUKA BHAYANGKARA
      • Permainan dengan tali
      • Apa Guna Keluh Kesah
      • Peta Lapangan
      • Morse
      • Saka Bahari
      • Sandi Ular
      • Persatuan Baris Berbaris (PBB bag.2)
      • Persatuan Baris Berbaris (PBB bag.1)
      • Pionering
      • Pertolongan Pertama (P2)
      • Peta Panorama
      • Sandi Kotak 2
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
 
Copyright (c) 2013 Guguslatih Bahasa dan Seni | Designed for Kabid Humasker